Lompat ke isi utama

Berita

PENYANDANG DISABILTAS BERTANYA TENTANG PEMILU

Kota Batu. Bawaslu Kota Batu melaksanakan kegiatan Refleksi Akhir Tahun dan Proyeksi Pengembangan Pengawasan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 yang dimanfaatkan penyandang disabilitas untuk mengutarakan keluhannya tentang pelaksanaan Pemilu. Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Batu, Suryanto menyampaikan keprihatinannya terhadap lontaran salah satu calon presiden yang menyebut kata buta dan budeg. “Meskipun kata buta dan budeg itu menyakiti kami, kita legowo mencoba memahami walau pun yang dikemukakan itu hanyalah kalimat kiasan,” ujarnya. Harapan Suryanto agar penyelenggaraan Pemilu tahun 2019 lebih mengintensifkan sosialisasi. Ia mencontohkan pelaksanaan Pilkades di desanya beberapa waktu lalu, banyak warga yang tidak datang karena tidak mengetahui adanya pilkades ini. Karena itu ia berharap, agar penyelenggara pemilu lebih proaktif lagi untuk mensosialisasikan Pemilu tahun 2019. “Pada waktu Pilkada Kota Batu beberapa waktu lalu, kertas suara huruf braile tidak bisa terbaca oleh kami, karena terlalu rata. Kami harap ke depan, KPU membuat kualitas surat suara braile lebih baik, karena jumlah kami tidak banyak hanya 30 orang,” kata Suryanto menambahkan uneg-unegnya. Suryanto menambahkan apresiasinya kepada KPU dan Bawaslu karena diberikan kesempatan untuk menyalurkan hak politiknya, termasuk kepada para penderita mental selama sesuai dengan kriteria yang disebutkan dalam Undang-Undang. Ketua Bawaslu Jatim, M Amin mengatakan bahwa pihaknya peduli hak-hak penyandang disabilitas salah satu upayanya melakukan pengawasan agar hak disabilitas dilaksanakan dalam pemungutan suara. “Sudah ada kolom sendiri untuk disabilitas, metode dan cara sudah disiapkan, kami menginstruksikan kepada pengawas desa dan TPS untuk memperhatikan hak penyandang disabilitas, seperti kondisi material pemilih, akses masuk untuk kursi roda, hingga teknis pendampingan untuk tuna daksa,” kata Amin. Ketua Bawaslu Kota Batu, Abdur Rochman ST mengatakan forum ini dibuat memang untuk memberikan kesempatan kepada semua stake holder untuk memberikan sumbangsih buah pikirnya untuk pemilu tahun 2019. “Kami mengundang 83 orang dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Pemda, partai politik hingga komunitas,” terang Abdur Rochman. Langkah ini merupakan pelibatan masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan Pemilu tahun 2019. Kegiatan Refleksi Akhir Tahun dan Proyeksi Pengembangan Pengawasan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2018 oleh Bawaslu Kota Batu ini benar-benar dimanfaatkan penyandang disabilitas untuk mengutarakan keluhannya selama pelaksanaan Pemilu sebelumnya. (mun)
Tag
Berita