KH Maruf Amin : Jangan ada Nomor Piro Wani Piro dalam Pilkada

Peluncuran Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) untuk pilkada tahun 2020 oleh Bawaslu RI, Selasa (25/2), terasa sangat istimewa. Pasalnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Prof Dr (HC) KH Maruf Amin datang langsung sekaligus memberi arahan pada forum yang dihadiri oleh perwakilan anggota Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota  se Indonesia dan pegiat pemilu. Didampingi Ketua Bawaslu RI Abhan, Wakil Presiden RI ke 7 tersebut bersama-sama memukul kentongan untuk meresmikan peluncuran IKP. Dalam arahannya, KH Maruf Amin berharap agar Pilkada serentak yang digelar 23 September 2020 mendatang, dapat berjalan kondusif. Momentum Pilkada, tidak boleh dijadikan ajang permusuhan yang bermuara pada perpecahan. Pilkada harus menjadi wahana untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat konsolidasi demokrasi Indonesia membutuhkan kedewasaan dalam berkontestasi ditengah-tengah perbedaan yang ada. Lebih lanjut, Mantan Ketua MUI Pusat ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan Pilkada harus berkualitas dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Sebagai sebuah kontestasi, kalah dan menang dalam Pilkada adalah hal biasa asalkan tiap-tiap tahapannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan Pilkada yang baik dicirikan, tida ada politik uang, tidak da ujaran kebencian, tidak ada politisasi SARA dan tidak ada berita bohong. KH Maruf Amin sempat berkelakar agar tidak ada NPWP dalam pilkada, NPWP yang dimaksud adalah Nomor Piro, Wani Piro (Minta Coblos Nomor Berapa? Tapi Uangnya Berapa, red.) Di akhir pidatonya, Pengasuh Pesantren Syech Nawawi Tanara Tangerang Banten ini mengapresiasi kerja-kerja Bawaslu selama penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan.  “ Kerja-kerja pencegahan oleh Bawaslu perlu dioptimalkan, dalam perspektif agama, penyusunan IKP sebagai bagian dari pencegahan pelanggaran pemilu dalam perspektif agama adalah salah satu upaya mencegah kerusakan (‘dar’ul mafasid’). Kualitas pengawasan perlu terus ditingkatkan dengan melibatkan masyarakat yang lebih luas, Pungkas Maruf Amin (YOG).