Lompat ke isi utama

Berita

Donor Darah, Bakti Pengawas Pemilu untuk Kemanusiaan

Pendemi covid-19 di Indonesia, telah memundurkan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi ekonomi, sosial, politik, dan budaya masyarakat pun cukup terganggu selama masa pagebluk berlangsung. Physical Distancing serta pola hidup bersih dan sehat diterapkan secara disiplin guna mencegah penyebaran penyakit yang vaksinya belum ditemukan sampai sekarang. Diperlukan tindakan kolaboratif sebagai bentuk penanganan wabah covid-19 berikut dampak-dampaknya. Kegotongroyongan menjadi kata kunci untuk meringakan beban bencana nasional ini. Bawaslu pada peringatan hari jadinya ke-12, menggelorakan semangat dan gerakan kebangsaaan melawan covid-19. Kegiatan Donor Darah dan Bakti Sosial dipilih karena dipandang esensial dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana. Diiringi doa bersama, donor darah dan bakti sosial diselenggarakan serentak nasional pada 9 April 2020. Jajaran pengawas pemilu di Kota Batu turut mensukseskan gelaran donor darah sebagaimana arahan dari Bawaslu RI tersebut. Pimpinan dan staf Bawaslu Kota Batu berbondong-bondong ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) di Jalan Buring Kota Malang untuk menyumbangkan sebagian darahnya kepada yang membutuhkan. Mengapa harus melaksanakan transfusi di PMI Kota Malang? Karena markas PMI di Kota Batu sendiri tidak memiliki alat transfusi darah sehingga harus melaksanakan donornya di Kota Malang. Sebelum dilakukan transfusi, seluruh pimpinan dan staf mendaftarkan diri dan melakukan cek kesehatan. Sebanyak 6 (enam) orang dinyatakan lolos seleksi menjadi pendonor, yaitu Ketua Bawaslu Kota Batu Abdur Rochman, Kordiv PHL, Yogi Eka Chalid Farobi S.Sos, Kordiv HPP Supriyanto, serta Didit, Indah Kurniasih dan Heni Setyowati masing-masing sebagai staf sekertariat.     Heni Setyowati, salah satu staf pendukung Bawaslu Kota Batu, mengaku bahagia bisa berpartisipasi dalam donor darah di peringatan ulang tahun Bawaslu tahun ini. Meskipun baru pertama kali mengikuti donor darah ini, Heni sangat sumringah karena bisa menyumbangkan sesuatu untuk sesama. “Saya berusaha ikut donor karena prihatin mendengar persediaan darah berkurang akibat corona” ungkap Heni. Yogi Eka Chalid Farobi, ketika diwawancari pasca donor menyampaikan akan mengagendakan secara rutin donor darah tiap 3 (tiga) bulan sekali bagi kaerryawan Bawaslu.”Selain alasan kesehatan, nurani kemanusiaan kita akan terjaga lewat tetesan darah yang kita berikan” pungkas Yogi. (YOG)
Tag
Berita